Skip to main content

 

Bapak Marzuki Darusman, S.H.

Jaksa Agung

Republik Indonesia

 

Yang Terhormat Jaksa Agung Marzuki,

Kami menulissurat terbuka ini atas nama Komisi Kebebasan Akademik Human Rights Watch untuk mengungkapkan duka cita dan keprihatinan mendalam atas pembunuhan Prof. Safwan Idris, rektorInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar Raniry di Banda Aceh. Kami mendesak penyelidikan dengan segera, menyeluruh dan transparan terhadap kejahatan tersebut, dan penuntutan atas mereka yang bertanggung-jawab.

Prof.Idris adalah cendekiawan dan administrator berdedikasi yang bekerja untuk membuat IAIN sebagai pusatterbuka dan independen, tidak hanyauntuk pendidikan tapi juga untukmendorong solusi damai pada konflik di Aceh.Dia juga warga negara yang terlibat dalam Komisi Investigasi Independen yang dibentuk pemerintahan Presiden Habibie guna menyelidikikekejaman militer masa lalu danpelanggaran HAM berat laindi Aceh.Pada saat dia dibunuh, dia kandidat kuat untukgubernur Aceh.

Di bawahProf. Idris, IAIN merupakan pusatwacana dan aktivitas sipil untuk sejumlah kelompok nonpemerintah, termasuk Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA), sebuah organisasi mahasiswa yang mendukung referendum untuk masa depan politikAceh. Kematiannya mungkin untuk mencegah mahasiswa Aceh dari partisipasi damai dalam proses politik dan melemahkan seruan resolusi tanpa kekerasan atas persoalanAceh.

PembunuhanProf. Idris di rumahnya sendiri adalah yang paling mencemaskan karena ini bagian daripola serangan yang berlangsung terhadap para pemimpin masyarakat sipil Aceh, termasuk penculikan dan pembunuhan brutal terakhir di Medan terhadap Jafar Siddiq Hamzah, pengacara hak asasi manusia terkemukadari Aceh.Pada bulan Januari, Nasharuddin Daud, anggota DPR RI, tewas dalam kondisi yang sama. Meskimasih belum jelassiapa yang bertanggung-jawab ataspembunuhan dan serangkaian penculikan dan pembunuhan terencana di Acehselama dua tahun terakhir, kami sangat khawatir dengan laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pembunuh Prof.Idris terhubung dengan aparat kepolisian Brigade Mobil (Brimob) yang berbasis di Banda Aceh.

Selama mempersiapkansurat ini, kami juga terusikmendengar penahanan ilegaldan penyiksaan pada 19 September terhadap dua anggota mahasiswa SIRA. Mahasiswaini,Muzakir dan Mohamed Saleh, dikabarkan ditangkapoleh petugas polisi berpakaian preman dan ditahan selama limabelas jam. Kami tahu bahwamereka dipukulbegitu parahsaat dalam tahanan karena kemudian mereka membutuhkan pengobatan di rumahsakit Zainal Abidin sesudah dilepaskan.

Kamimendorong Anda untuk mengambil tindakan nyata guna mengakhiriserangan terhadap akademisi, mahasiswa, dan pemimpin masyarakat sipil laindi Aceh.Takkan adapenyelesaian yang kekal bagi konflik di Aceh jika individu-individu Aceh tak mampu terlibat dalamsuatu pertukaran ide-ideterbuka tentang masyarakat mereka sendiri tanpa takut akan aksi balasan kekerasan.Langkah penting yang pertama adalah penyelidikan dengan segera, menyeluruh, dan obyektif atas kasus pembunuhan Prof. Idris dan penuntutan sedini mungkin terhadap para pelaku.

Terima kasih atas perhatianAnda terhadap hal mendesak dan penting ini. Kami menunggu balasan Anda.

 

Tertanda

 

Dr. Yolanda Moses,

Wakil Ketua KomisiKebebasan Akademik

PresidenAmerican Association for Higher Education

 

tembusan:

Presiden AbdurrahmanWahid

KolonelSumantyawan Hadidojo Soedardjo

Kepala KepolisianAceh

Dr.Alwi Abdurrahman Shihab

Menteri Luar Negeri

 

Your tax deductible gift can help stop human rights violations and save lives around the world.

Region / Country
Topic