Departemen Luar Negeri Federal Swiss telah memutuskan untuk menangguhkan pendanaan untuk 11 organisasi hak asasi manusia yang dihormati di Israel dan Palestina, sebuah Langkah yang menunda dukungan amat penting bagi para pembela hak asasi manusia termasuk pembela hak asasi manusia perempuan.
Pemerintah Swiss mengatakan pihaknya berencana untuk "melakukan analisis baru dan mendalam terhadap semua aliran dana” dan menilai "relevansi dan kelayakan sejumlah program." Awal bulan ini, pemerintah sejumlah negara Eropa menangguhkan bantuan pembangunan senilai lebih dari $ 150 juta, karena Israel memutus akses ke makanan, air, listrik, bahan bakar, serta obat-obatan untuk lebih dari 2,2 juta orang di Gaza, sebuah tindakan hukuman kolektif, yang merupakan kejahatan perang menurut hukum humaniter internasional.
Beberapa kelompok yang terkena dampak yaitu: Adalah; Al-Shabaka; Gisha; 7amleh; Hamoked; Jerusalem Legal Aid and Human Rights Centre; MIFTAH: The Palestinian Initiative for the Promotion of Global Dialogue and Democracy; Palestinian Center for Human Rights; the Palestinian NGO Network; Physicians for Human Rights Israel, and Women’s Center for Legal Aid and Counselling.
Setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel pada 7 Oktober, di mana sekitar 1.400 orang tewas terbunuh dan 230 orang disandera menurut otoritas Israel, militer Israel melakukan ribuan serangan udara, menghancurkan atau merusak hampir setengah dari seluruh perumahan di Gaza. Menurut pihak berwenang di Gaza, lebih dari 8.500 warga Palestina, termasuk lebih dari 3.500 anak-anak, telah terbunuh di sana sejak 7 Oktober. Tepi Barat, rumah bagi beberapa organisasi yang pendanaannya telah ditangguhkan, telah mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah warga Palestina yang terbunuh atau ditahan dalam penahanan administratif tanpa tuduhan atau pengadilan.
Dukungan internasional bagi para pembela hak asasi manusia lokal adalah cara yang jelas untuk mendukung perlindungan hak, mendokumentasikan berbagai kekejaman, dan memastikan terciptanya keadilan.
Swiss membuat komitmen tegas untuk berdiri bersama para pembela HAM dalam Pedoman Swiss tentang Perlindungan Pembela Hak Asasi Manusia (2014, direvisi 2019), Pedoman Uni Eropa tentang Pembela Hak Asasi Manusia (2008), dan Pedoman OSCE tentang Perlindungan Pembela Hak Asasi Manusia (2014). Keputusan ini sulit untuk diselaraskan dengan komitmen-komitmen tersebut.
Pedoman Swiss menginstruksikan para perwakilannya untuk mendukung keselamatan para pembela HAM melalui kerja media, program perlindungan darurat, dan mendorong penyelidikan atas serangan yang dialami. Pedoman Uni Eropa menyediakan, "tujuan Uni Eropa adalah untuk mempengaruhi negara-negara ketiga untuk menjalankan kewajiban mereka untuk menghormati hak-hak pembela hak asasi manusia dan melindungi mereka dari serangan dan ancaman."
Hari ini, pekerjaan para pembela hak asasi manusia Israel dan Palestina lebih genting dari yang sudah-sudah. Alih-alih meninggalkan mereka dalam ketidakpastian, pemerintah Swiss semestinya mempertahankan aliran pendanaan bagi para pembela HAM saat mereka melakukan peninjauan.