Minggu ini, agen mata-mata Kanada memberi pengarahan kepada Jenny Kwan, seorang anggota baru New Democrat di parlemen, tentang pengawasan yang dilakukan pemerintah Cina, mengatakan kepadanya bahwa Beijing menganggap hal tersebut sebagai target "hijau" karena dia blak-blakan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Tiongkok.
Keluar dari acara pengarahan itu, dia berkata, "lebih jelas bagi saya daripada sebelumnya bahwa saya tidak akan terintimidasi, bahwa saya tidak akan dibungkam dengan cara apa pun."
Sungguh inspiratif mendengar seorang anggota parlemen Kanada mengucapkan kata-kata itu dengan penuh keyakinan. Tetapi ini tergantung pada pemerintah Trudeau untuk memastikan bahwa politisi dengan platform dan kekuasaan bukan satu-satunya yang mampu membuat janji seperti itu. Setiap orang di Kanada seharusnya bebas untuk menggunakan hak mereka atas kebebasan berbicara tanpa takut akan dikekang oleh pemerintah asing.
Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar warga Kanada prihatin dengan campur tangan pemerintah Tiongkok pada masyarakat Kanada. Pada saat yang sama, semakin banyak orang di diaspora Tiongkok ingin menggunakan kebebasan mereka di Kanada untuk berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok (CCP) dan untuk mendukung para aktivis hak asasi manusia di Tiongkok. Akhir tahun lalu, orang-orang Tiongkok di beberapa kota besar Kanada berbondong-bondong tampil mendukung aksi protes “white paper” atau kertas putih di Tiongkok untuk menentang tindakan keras pemerintah dalam menanggulangi COVID-19 serta pemerintah otoriter di bawah CCP.
Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah berbicara dengan banyak anggota diaspora Tiongkok di Kanada yang berbagi cerita tentang dugaan pelecehan dan intimidasi yang diduga terkait dengan CCP. Tetapi lebih sering, kisah-kisah itu adalah tentang bagaimana ketakutan mereka terhadap pembalasan CCP memaksa mereka melakukan sensor diri, dan bagaimana mereka merasakan ketidakberdayaan dan rasa malu karena "tidak cukup berani" untuk melawan Beijing, bahkan di tanah Kanada. Sebagian besar dari mereka meminta agar saya tidak menggunakan nama mereka karena takut akan pembalasan oleh otoritas Tiongkok terhadap mereka atau keluarga mereka di Tiongkok.
"Saya sangat berhati-hati," kata seorang pria dari Tiongkok daratan yang pindah ke Richmond, B.C, bersama keluarganya kurang dari setahun lalu. "Setiap aksi protes yang saya hadiri, saya memakai topeng. Saya tidak berbicara dengan orang. Saya hanya menunjukan tampil dengan hening." Dia mengaku hanya menghadiri aksi protes di luar kampus, bukan di kampus tempat dia belajar saat ini, karena "risiko kegiatan di kampus terlalu tinggi, sangat mudah untuk ditemukan dan dikenali."
Empat tahun lalu, Human Rights Watch mendesak pemerintah Kanada agar memantau dan secara aktif menanggapi pelecehan dan intimidasi yang didukung pemerintah Tiongkok, dan menegaskan bahwa "kegagalan dalam mengatasi masalah ini hanya akan membiarkannya menyebar."
Sayangnya, inilah yang terjadi. Kurangnya tindakan tegas pemerintah hanya membuat Beijing semakin berani untuk menggandakan ancamannya, bahkan kini meningkat menjadi ancaman bagi para anggota parlemen.
Penahanan warga Kanada Michael Kovrig dan Michael Spavor pada 2018 sebagai tanggapan atas penangkapan eksekutif Huawei Meng Wanzhou oleh Kanada mengguncang publik Kanada, tetapi lengan panjang Tiongkok telah lama dirasakan oleh diasporanya. Aktivis Tiongkok, Uighur, dan Hong Kong di Kanada telah berulang kali mendesak pemerintah Trudeau untuk menyelidiki penindasan transnasional CCP di Kanada, tetapi upaya itu sebagian besar diabaikan.
"Setiap kali kami berbicara dengan pemerintah, rasanya seperti kami sedang mengadakan pertunjukan dan membantu mereka mencentang kotak yang mereka dengar dari para kritikus," kata seorang aktivis Hong Kong kepada Toronto Star pada bulan Maret, "Tidak ada yang bisa dilakukan saat itu."
Beberapa anggota diaspora Tiongkok mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak tahu bagaimana caranya melaporkan insiden dugaan pelecehan dan intimidasi terkait CCP kepada otoritas Kanada atau mereka meyakini bahwa melaporkan hal tersebut tidak akan ada gunanya.
Sebagian besar kegelisahan serta keraguan yang dirasakan banyak orang di diaspora Tiongkok tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi apa yang telah berubah adalah kekecewaan yang lebih besar terhadap CCP dan keinginan untuk mengungkapkan pikiran mereka secara bebas. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh situasi hak asasi manusia yang memburuk di Tiongkok, ditandai oleh dua peristiwa penting yang melanda mayoritas orang Han Tiongkok secara langsung: Presiden Xi Jinping memberikan dirinya sendiri masa jabatan ketiga. yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai pemimpin terpenting Tiongkok, dan kebijakan COVID pemerintah yang kejam telah menyebabkan begitu banyak penderitaan selama tiga tahun.
"Saya pikir orang-orang menjadi lebih kritis terhadap CCP di kepala mereka, tetapi pada saat yang sama, mereka bahkan lebih takut berbicara karena CCP telah menjadi lebih agresif," kata seorang warga Tiongkok yang tinggal di Vancouver kepada saya.
"Saya suka tinggal di Kanada. Hal terbaik yang dilakukan Kanada adalah melindungi hak-hak dasar masyarakatnya," kata pria asal Tiongkok dari Richmond itu. "Saya ingin pemerintah Kanada memperlakukan campur tangan asing dengan tegas dan mendesak."
Pemerintah Trudeau seharusnya mendengarkan.