Skip to main content

Buku Fiksi Anak Bertema Domba Dituntut di Hong Kong

Seorang Warga Dituntut karena Mendapatkan Buku Pro-Demokrasi dari Luar Negeri

Buku anak-anak tentang desa domba yang berada di bawah pengawasan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong, 22 Juli 2021. © Foto Vincent Yu/AP 2021

Tampaknya, hari demi hari kebebasan di Hong Kong terus menghilang. Pekan lalu pihak berwenang menuntut seorang pria Hong Kong yang telah menerima pengiriman 18 buku "hasutan" dari Inggris.

Pihak berwenang menuduh Kurt Leung Kui-ming berniat untuk "menghasut kekerasan" dan mempromosikan "perasaan tidak senang dan permusuhan" di kota. Ini adalah kali pertama pemerintah menggunakan pelanggaran "mengimpor publikasi berisi hasutan" sejak pemerintah Tiongkok memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional yang kejam di Hong Kong pada Juni 2020. Leung menghadapi hukuman hingga dua tahun penjara.

Buku-buku yang tampaknya membuat otoritas Hong Kong gelisah adalah serangkaian buku anak-anak berjudul Sheep Village, tentang sekawanan domba yang secara damai melawan kawanan serigala yang semena-mena dengan cara mogok makan, menggelar pemungutan suara, dan mencetak surat kabar. Serial ini untuk kali pertama diterbitkan oleh General Union of Hong Kong Speech Therapists, sebuah serikat buruh pro-demokrasi yang sudah tidak lagi ada. Pada September 2022, pengadilan Hong Kong menjatuhkan hukuman 19 bulan penjara kepada lima anggota serikat pekerja karena menerbitkan buku-buku ini.

Ini hanyalah langkah terbaru dalam kampanye otoritas Hong Kong untuk menyensor materi tertulis. Dalam beberapa bulan terakhir, perpustakaan umum Hong Kong telah menyingkirkan ratusan buku yang mereka anggap "sensitif secara politis," mulai dari komik satir dan esai politik hingga catatan perjalanan dan bahkan novel roman oleh penulis pro-demokrasi. Setidaknya 146 judul tentang Pembantaian Tiananmen 1989 telah ditarik, dan hanya tiga buku berbahasa Inggris tentang pembantaian yang tersisa, menurut laporan media. Pada bulan Juli, otoritas perpustakaan menyiapkan saluran informan bagi publik untuk melaporkan buku-buku yang mungkin "melanggar hukum Hong Kong atau mengancam keamanan nasional."

Tapi seperti kisah-kisah yang diceritakan di Sheep Village, sejumlah warga Hong Kong menunjukkan tekad untuk memperjuangkan kebebasan mereka. Beberapa mengambil inisiatif untuk secara digital melindungi buku-buku yang disensor; yang lainnya mendirikan penerbit baru di Taiwan untuk menerbitkan buku-buku berjudul Hong Kong.

Setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi. Pihak berwenang Hong Kong semestinya mencabut semua tuduhan terhadap Leung Kui-ming dan lainnya yang ditahan karena menggunakan hak-hak dasar mereka.

Your tax deductible gift can help stop human rights violations and save lives around the world.

Region / Country
Tags
Topic