Pemutakhiran: Pada tanggal 6 Juni 2023, pengadilan di Provinsi Dak Lak menghukum Dang Dang Phuoc delapan tahun penjara dan empat tahun masa percobaan setelah pembebasannya.
(Bangkok) – Pihak berwenang Vietnam seharusnya membatalkan semua dakwaan dan segera membebaskan juru kampanye anti-korupsi Dang Dang Phuoc, kata Human Rights Watch hari ini.
Kepolisian Provinsi Dak Lak menangkap pria tersebut pada September 2022 dan menuduhnya melakukan propaganda melawan negara berdasarkan kitab hukum pidana pasal 117. Pengadilan dijadwalkan untuk menyidangkan kasusnya pada 6 Juni 2023. Jika dinyatakan bersalah, dia menghadapi hukuman 12 tahun penjara.
“Pemerintah Vietnam menggunakan hukumnya yang kejam dan terlalu luas untuk menuntut orang-orang yang menyerukan reformasi,” kata Phil Robertson, wakil direktur Asia di Human Rights Watch. “Pihak berwenang seharusnya segera mencabut dakwaan terhadap Dang Dang Phuoc dan para aktivis lain yang memainkan peran penting dalam membasmi penyimpangan dan korupsi, tuduhan yang ditentang oleh pemerintah.”
Dang Dang Phuoc (60 tahun) bertugas di Angkatan Darat Vietnam dan ditempatkan di Laos selama lebih dari empat tahun. Setelah meninggalkan angkatan bersenjata, ia menjadi guru musik di Sekolah Tinggi Pedagogi Dak Lak. Dang Dang Phuoc sering mengomentari isu-isu sosial, politik, dan lingkungan, dan mendukung perjuangan orang miskin dan tidak berdaya, termasuk para pemohon hak atas tanah dan kelompok minoritas Montagnard. Dia menulis: “Saya membela kebenaran dan mereka yang tidak berdaya. Saya tidak peduli dengan ketenaran dan kekayaan.” Untuk alasan ini, dia menyatakan “mengangkat suaranya untuk membantu mengurangi ketidakadilan sosial.”
Selama satu dekade terakhir, Dang Dang Phuoc telah berkampanye melawan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di tingkat akar rumput. Dia telah mengadvokasi perlindungan yang lebih baik untuk hak-hak sipil dan politik, termasuk kebebasan berbicara, berekspresi, berserikat, berkumpul, dan beragama. Dia secara terbuka menentang Undang-Undang Keamanan Siber tahun 2018 Vietnam yang represif.
Dang Dang Phuoc menandatangani beberapa petisi pro-demokrasi, termasuk Petisi 72, yang dikeluarkan pada Januari 2013, yang menyerukan perubahan konstitusi untuk memungkinkan pemilihan multipartai. Dia juga menandatangani Deklarasi Warga Negara Bebas, yang dikeluarkan pada Februkanari 2013, yang berupaya menghapus pasal 4 dalam Konstitusi Vietnam tahun 1992, yang memberikan hak monopoli kekuasaan kepada Partai Komunis Vietnam. Deklarasi tersebut menyerukan untuk menciptakan sistem politik multipartai, pemisahan kekuasaan, dan depolitisasi angkatan bersenjata.
Dia juga bersuara untuk meningkatkan kesadaran tentang proyek ekonomi eksploitatif yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Pada Mei 2016, dia menandatangani deklarasi melawan Formosa, sebuah perusahaan baja Taiwan yang membuang limbah beracun dan menyebabkan bencana pencemaran laut besar-besaran di sepanjang pantai tengah Vietnam. Penandatangan deklarasi menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden tersebut, kompensasi bagi orang-orang yang kehilangan mata pencarian akibat bencana, dan pertanggungjawaban. Pada Juli 2022, tak lama sebelum penangkapannya, dia menyuarakan keprihatinannya tentang apa yang disebutnya sebagai penambangan titanium “ceroboh” di Provinsi Thua Thien Hue.
Dang Dang Phuoc menunjukkan solidaritas dengan pembangkang lainnya dengan secara terbuka menyuarakan dukungan untuk aktivis HAM yang dipenjarakan oleh otoritas Vietnam, termasuk Nguyen Thuy Hanh, Tran Huynh Duy Thuc, Pham Doan Trang, Trinh Ba Phuong, Trinh Ba Tu, Can Thi Theu, Nguyen Lan Thang , Dinh Van Hai, Y Wo Nie, Nguyen Tuong Thuy, Pham Chi Dung, Le Huu Minh Tuan, Pham Chi Thanh, Dinh Thi Thu Thuy, dan Bui Van Thuan.
Pada 8 September 2022, dia menulis sebuah kiriman di Facebook untuk mendukung aktivis HAM Bui Tuan Lam (dikenal sebagai “Green Onion Bae”) yang ditangkap pada 7 September oleh Kepolisian Da Nang. Kurang dari dua jam kemudian, Kepolisian Dak Lak bergerak untuk menangkap Dang Dang Phuoc.
Setelah penangkapan Dang Dang Phuoc, polisi memanggil istrinya, Le Thi Ha, untuk diinterogasi setidaknya dua kali dan menanyainya tentang lagu-lagu tertentu yang dinyanyikan Dang Dang Phuoc dan publikasikan di akun Facebook miliknya. Salah satu lagu tersebut adalah “Vietnam Path,” yang digubah oleh mantan tahanan politik, Viet Khang, untuk menghormati tahanan politik terkemuka Tran Huynh Duy Thuc yang “dipenjara untuk rakyat, untuk tanah airnya.” Dang Dang Phuoc juga menyanyikan “A Big Circus Troupe in a Small Homeland,” atau “Rombongan Sirkus Besar di Tanah Air Kecil” yang dikarang oleh blogger hak asasi manusia Tuan Khanh, yang berkeluh-kesah soal masalah yang dihadapi Vietnam di bawah Partai Komunis.
“Penghinaan kepemimpinan Vietnam terhadap kebebasan berekspresi meluas bahkan ke para aktivis yang menyanyikan beberapa lagu yang mengkritik mereka,” kata Robertson. “Uni Eropa, yang menyepakati perjanjian perdagangan bebas dengan Vietnam yang berisi persyaratan hak asasi manusia, dan mitra dagang lainnya, seharusnya mengecam pemerintah atas pelanggaran HAM yang terjadi tak henti-hentinya.”