Skip to main content

Pada 14 April, Majalah Kolombia Semana menerbitkan laporan mengerikan tentang sekelompok pejabat militer senior yang terlibat korupsi dan aktivitas pengawasan ilegal. Laporan itu menengarai Jenderal Juan Pablo Rodríguez Barragán, yang saat itu merupakan panglima tertinggi dan kini menjadi duta besar untuk Korea Selatan, gusar karena saya terus mendesak: harus ada keadilan bagi orang-orang tak bersalah yang dibunuh tentara semasa perang melawan kelompok-kelompok pemberontak.

Maka pada 2017, kata Semana, sang jenderal meminta para pejabat militer untuk membentuk tim pengintaian dan pemantauan cyber, serta mencari cara menyensor twit-twit saya.

"Jenderal Rodriguez gusar dan cemas karena sejumlah twit Vivanco tentang para jenderal dan "false positive", dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC)," ujar seorang perwira militer yang dikutip Semana. "Maka Rodriguez memerintahkan Sersan Henao, yang dipercayanya, untuk menangani Vivanco, buat menyerang dan menyerang balik."

Perwira itu mengacu ke perkara pembunuhan atas lebih dari 3.000 warga sipil oleh brigade-brigade militer Kolombia dalam rentang 2002 hingga 2008. Dalam kasus-kasus pembunuhan yang kemudian dikenal secara kolektif sebagai "false positive", militer mencatat korban-korban pembunuhan itu sebagai musuh yang terbunuh dalam pertempuran. Ada hadiah bagi para apparat yang memperbesar jumlah korban.

Kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) memantau proses kasus-kasus itu dan lembaga tersebut akan membuka penyelidikan jika terbukti bahwa pihak berwenang tingkat nasional di Kolombia tak mau atau tak sanggup mengadakan penyelidikan dan membuat tuntutan.

Jenderal Rodríguez Barragán punya alasan untuk mencemaskan kengototan kita dalam  mencari keadilan. Sebagaimana ditunjukkan Human Rights Watch, dia memainkan peran penting dalam sejumlah unit militer yang terlibat kejahatan "false positive." Dia mengepalai brigade keempat sejak 2006 hingga 2008 di Antioquia, dan prajurit-prajuritnya membunuh sekurangnya 28 warga sipil dalam pengawasannya.

Salah satu korban tersebut adalah Orlando González (kami menggunakan nama samaran demi alasan keamanan), seorang petani yang mengidap disabilitas mental. Tentara membunuhnya pada Maret 2008 dan melaporkannya sebagai gerilyawan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC). Jenderal Rodríguez Barragán menandatangani sejumlah dokumen--telah ditinjau Human Rights Watch--yang mengesahkan pembayaran kepada seorang informan yang memberikan informasi berujung operasi di mana González terbunuh. Tetapi ketika diwawancarai oleh para penyidik, terduga informan itu mengaku tinggal di daerah lain dan tak pernah memberikan informasi apa pun kepada militer. Sebagaimana dalam puluhan kasus "false postitive" lain, bukti-bukti menunjukkan bahwa brigade keempat pimpinan Jenderal Rodríguez Barragán memalsukan bukti untuk membuat pembunuhan González tampak seperti korban pertempuran yang legal.

Human Rights Watch telah menunjukkan bahwa tekanan kepada pasukan agar melaporkan jumlah lawan terbunuh dalam pertempuran--dan memberikan hadiah untuk itu--menciptakan dorongan menyesatkan untuk membunuh. Jenderal Rodríguez Barragán agaknya menambah tekanan kepada pasukannya. Robison Gonzalez del Rio, seorang kolonel di brigade keempat yang mengaku bersalah atas banyak pembunuhan, bersaksi kepada jaksa pada 2014 bahwa "sejumlah operasi dibuat-buat" karena Jenderal Rodríguez Barragán "menanyakan hasil setiap hari ... dan untuknya, tawanan bukanlah hasil. Hanya korban nyawa yang dianggapnya sebagai hasil."

Testimoni itu memantik penyelidikan pidana tahap awal terhadap Jenderal Rodríguez Barragán, tetapi sebagaimana umumnya kasus-kasus yang melibatkan para jenderal, penyelidikan itu mandek.

Sementara ratusan perwira rendah dan menengah telah diminta bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan semena-mena itu, para jaksa belum menjerat satu pun jenderal untuk kasus-kasus "false positive."

Laporan Semana tak menyatakan dengan jelas apakah benar militer Kolombia mengotak-atik komunikasi saya. Tak ada alasan bagi kita untuk percaya bahwa mereka berhasil baik dalam menghalangi komunikasi saya atau "menetralisir" twit-twit saya. Yang terang dari laporan itu adalah Jenderal Rodríguez Barragán hendak menghindari mata publik serta menyembunyikan kebenaran tentang kejahatan-kejahatan yang dilakukan di bawah pengawasannya.

Pemerintah Kolombia perlu mengirimkan pesan yang jelas untuk tidak membantu para perwira militer senior kabur dari keadilan. Pemerintah semestinya mencopot Jenderal Rodríguez Barragán dari jabatannya di Korea Selatan. Dan yang terpenting, Kejaksaan Agung seharusnya mengambil langkah-langkah mantap untuk memulai penyelidikan dan, pada saatnya kelak, mengadili para perwira penting yang menghadapi tuduhan serius atas kejahatan "false positive".

Your tax deductible gift can help stop human rights violations and save lives around the world.

Region / Country