Skip to main content

Vietnam: Bebaskan Blogger Aktivis Terkemuka

Nguyen Lan Thang Menghadapi Ancaman 12 Tahun Penjara karena Mengkritik Pemerintah

Aktivis dan blogger Vietnam Nguyễn Lân Thắng. © 2012 Nguyễn Lân Thắng

Pembaruan: Pada 12 April 2023, sebuah pengadilan di Hanoi menghukum Nguyen Lan Thang enam tahun penjara dan dua tahun masa percobaan setelah pembebasannya.

(Bangkok) – Pihak berwenang Vietnam seharusnya segera membatalkan semua tuduhan dan membebaskan blogger terkenal Nguyen Lan Thang, kata Human Rights Watch hari ini.

Polisi menangkap Nguyen Lan Thang (48 tahun) di Hanoi pada 5 Juli 2022, dan mendakwanya “membuat, menyimpan, mendistribusikan atau mempropagandakan informasi, materi, dokumen untuk menentang negara Republik Sosialis Vietnam” berdasarkan pasal 117 (1) hukum pidana. Pengadilan pidana di Hanoi dijadwalkan mengadilinya dalam sesi tertutup pada 12 April 2023. Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman 12 tahun penjara.

Setelah penangkapan Nguyen Lan Thang, pihak berwenang menahannya dan tak memberikannya akses komunikasi selama lebih dari tujuh bulan. Para pengacaranya baru diizinkan untuk bertemu dengannya untuk kali pertama pada 16 Februari 2023. Sementara pihak keluarga belum diizinkan untuk mengunjunginya.

“Pihak berwenang Vietnam secara sistematis menginjak-injak hak asasi manusia dengan menghukum blogger pemberani seperti Nguyen Lan Thang karena mengungkapkan pandangan mereka tentang pemerintah,” kata Phil Robertson, wakil direktur Asia di Human Rights Watch. “Pemerintah negara-negara yang peduli, termasuk mitra dagang Vietnam di Eropa, Amerika Utara, Australia, dan Jepang seharusnya mengecam penindasan terhadap kebebasan berbicara dan menyerukan pembebasan Nguyen Lan Thang.”

Nguyen Lan Thang, seorang lulusan dari Universitas Arsitektur di Hanoi, memulai aktivitasnya pada awal tahun 2000-an dengan berpartisipasi dalam protes anti-Tiongkok. Dia adalah salah satu pendiri No-U FC (No U-line Football Club) yang sekarang sudah tidak aktif, sebuah tim sepak bola yang anggotanya bersuara menentang klaim teritorial Tiongkok atas wilayah maritim yang diklaim oleh Vietnam. Ia juga berpartisipasi dalam kelompok kemanusiaan No-U untuk memberikan bantuan bagi masyarakat miskin di daerah terpencil dan korban bencana alam.

Nguyen Lan Thang menanggapi tindakan keras terhadap protes anti-Tiongkok di Hanoi dan Kota Ho Chi Minh dengan memperluas apa yang disebutnya sebagai “ruang lingkup aktivisme ke bidang-bidang lain, seperti mendukung pembuat petisi hak atas tanah, melawan penyitaan tanah secara paksa, membela kebebasan beragama, membela hak asasi manusia, dan mempromosikan [pemahaman masyarakat tentang] hukum.”

Dia melakukan perjalanan ke berbagai lokasi penyitaan tanah secara paksa untuk memfilmkan penggunaan kekuasaan secara berlebihan oleh pihak berwenang. Dia juga berpartisipasi dalam banyak protes pro-lingkungan. Dia hadir dalam persidangan sesama aktivis dan mengunjungi keluarga mereka untuk menunjukkan solidaritas. Dia menyuarakan dukungan untuk tahanan politik lainnya termasuk Tran Duc Thach, Pham Doan Trang, Can Thi Theu, Le Van Dung, dan banyak lainnya.

Nguyen Lan Thang juga seorang blogger untuk Radio Free Asia Vietnamese Service. Antara April 2013 dan Juli 2022, sehari sebelum penangkapannya, dia menulis lebih dari 130 entri blog yang merefleksikan berbagai masalah sosial-politik di Vietnam. Dia secara terbuka menganjurkan aktivisme damai, mencatat bahwa dia berharap untuk memperjuangkan "generasi muda Vietnam masa depan" yang "berpengetahuan luas, penuh perhatian, tidak fanatik, dan tanpa kekerasan."

Blogger itu pernah menulis bahwa dia “sangat peduli dengan sejumlah aksi yang turut mengungkap dan mendemitologisai hal-hal untuk orang awam, sehingga mereka berani berdiri dan menuntut hak-hak mereka serta menuntut negara agar menjalankan kewajibannya. Jika kita bisa menyelesaikannya, jalan menuju kebebasan dan demokrasi tidak akan jauh lagi.”

Selama bertahun-tahun, pihak berwenang melecehkan, mengintimidasi, dan menganiaya Nguyen Lan Thang dalam banyak kesempatan. Mereka secara sewenang-wenang menahannya, menginterogasinya, menempatkannya dalam tahanan rumah, dan melarangnya bepergian. Dalam beberapa kasus, aparat kepolisian berpakaian preman menyerangnya. Pada April 2014, polisi di bandara Noi Bai di Hanoi melarang dia meninggalkan Vietnam untuk bepergian ke Amerika Serikat guna menghadiri acara kebebasan media internasional. Dia menerbitkan surat terbuka yang mengungkapkan penyesalannya karena tidak dapat menghadiri acara tersebut, dan menyesalkan kurangnya penghormatan terhadap hak asasi manusia di Vietnam.

“Catatan hak asasi Vietnam yang amat buruk tersebut sangat memalukan mengingat negara itu adalah anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Phil Robertson. “Pemerintah Vietnam seharusnya membebaskan Nguyen Lan Thang dan semua orang yang dipenjara karena menjalankan hak-hak dasar sipil dan politik secara damai.”

 

Your tax deductible gift can help stop human rights violations and save lives around the world.

Region / Country