Skip to main content

Sejumlah Perusahaan Teknologi Tiongkok Menghapus Iklan Lowongan Pekerjaan yang Diskriminatif Gender

Beberapa Firma Berjanji untuk Memperketat Tinjauan Iklan-Iklan Setelah Teguran Human Rights Watch

Tanggapan terhadap laporan Human Rights Watch yang rilis pekan ini, mengenai diskriminasi gender dan objektifikasi seksual dalam periklanan Tiongkok, secara mengejutkan datang begitu cepat. Alibaba, Baidu, Huawei, dan Tencent tampaknya telah menghapus banyak iklan yang disebut HRW, dan secara terbuka berjanji mereka akan mengusung kesetaraan gender dalam proses pengrekrutan karyawan.

Human Rights Watch menganalisis lebih dari 36,000 iklan lowongan kerja dan menemukan banyak iklan—baik yang dipasang pemerintah maupun sektor swasta—yang menentukan persyaratan atau preferensi untuk laki-laki. Beberapa lowongan pekerjaan mengharuskan perempuan untuk memiliki ciri fisik tertentu—terkait dengan tinggi badan, berat badan, corak suara, atau penampilan wajah—yang sama sekali tak relevan dengan tugas pekerjaan. Iklan-iklan lainnya menjadikan perempuan sebagai objek untuk memancing minat pelamar laki-laki. Ada pula iklan yang membanggakan bahwa ada “gadis cantik” atau “dewi” yang bekerja untuk perusahaan itu. Iklan-iklan ini merepresentasikan jenis diskriminasi gender yang wajib dihapus oleh Tiongkok, berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional, dan beberapa di antaranya mungkin sepenuhnya ilegal menurut hukum Tiongkok.

Meski sebagian besar perusahaan tak menanggapi permintaan untuk berkomentar sebelum laporan kami yang berjudul “Only Men Need Apply” atau “Hanya Laki-Laki yang Perlu Melamar” dirilis, pengakuan bersalah segera diungkapkan setelah siaran pers Human Rights Watch. Alibaba, perusahaan internet terbesar di Asia, kini berkata mereka akan “melakukan tinjauan lebih ketat mengenai iklan-iklan lowongan pekerjaan.” Tencent berjanji untuk “mengambil langkah gesit untuk memastikan [iklan-iklan yang mengandung diskriminasi gender] tidak ada lagi.” Huawei berkata mereka akan memastikan materi-materi lowongan pekerjaan mereka “sangat peka terhadap kesetaraan gender,” sementara Baidu mengungkapkan “penyesalan mendalam” atas iklan-iklan tersebut dan bahwa itu “tidak sesuai dengan nilai-nilai Baidu.”

Ini merupakan langkah-langkah pertama yang positif, namun, kedepannya, kalau mereka tidak menghapus semua praktik periklanan seperti ini, maka semua ini tidak dapat diterima.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa pemerintah akan “menyidik dan mengadili” perusahaan-perusahaan yang merilis iklan-iklan lowongan kerja bermuatan diskriminasi gender. Namun pemerintah Tiongkok seharusnya mengawali dengan dan memeriksa kelakuannya sendiri: laporan kami menemukan bahwa dalam daftar pekerjaan pegawai negeri Tiongkok pada 2018, 19 persen dari lowongan pekerjaan menetapkan persyaratan atau preferensi untuk laki-laki—peningkatan 13 persen dari tahun sebelumnya.

Jika pihak berwenang Tiongkok sungguh-sungguh berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam dunia kerja, langkah pertamanya sederhana: akhiri penggunaan iklan-iklan lowongan pegawai negeri yang spesifik secara gender.

Your tax deductible gift can help stop human rights violations and save lives around the world.

Region / Country